MUMBLECORE : HUMPDAY & CYRUS



Gara – gara menyambangi Mbak Wiki setelah menonton film Cyrus, saya menemukan satu istilah yang bagi saya masih baru, entah bagi orang lain, yakni MUMBLECORE. Kata tersebut ternyata merujuk pada karya dari para sineas independent di Holly disana, dimana ditandai dengan dana yang kecil, penggunaan kamera digital, ceritanya biasanya mengangkat seputar hubungan antar persona yang kelihatannya tidak penting, penuh improvisasi naskah dan pemakaian actor/aktris yang cenderung belum dikenal. Sineas yang dimasukkan ke dalam genre ini diantaranya adalah Lynn Shelton dan Mark Duplass. Ada juga Aaron Katz yang pernah menghasilkan Quiet City yang mengingatkan saya pada Before Sunrise. Jenis film “ngobrol” ini, seperti yang diinformasikan oleh Mbak Wiki, dulunya pernah disajikan oleh Richard Linklater (Before Sunrise) dan John Cassavetes (belum pernah lihat karyanya). Kebetulan, makin lama makin mirip film ya yang sering menghadirkan kebetulan hehehe.., saya secara beurutan menyaksikan Cyrus dan Humpday. Cyrus ini disutradarai oleh Jay Duplass dan Mark Duplass. Nama yang terakhir tersebut ternyata merupakan sosok yang bermain dalam Humpday yang disutradarai oleh Lynn Shelton.


Setelah menyaksikan Cyrus dan Humpday, gambaran saya akan genre mumblecore makin jelas. Selain ditandai dengan beberapa hal diatas, film yang dimasukkan dalam aliran mumblecore biasanya berisi percakapan antar persona. Topik pembicaraan terkesan tidak penting dan dibawakan layaknya dua orang teman bercakap –cakap di tempat tidur menjelang tidur atau ngobrol sambil nongkrong dimana gitu. Makanya tak mengherankan kalau beberapa jurnalis film menyebut film dengan pendekatan seperti ini dengan sebutan “bedhead cinema”. Kalau diibaratkan aliran air, mumblecore itu cenderung seperti air yang mengalir lancar bergemericik. Hal ini bisa jadi menyejukkan, namun juga menjemukan bagi sebagian orang. Tidak seperti air ombak yang menghadirkan kesenangan dibalik ketegangan.


Dibutuhkan kekuatan tersendiri ketika menyaksikan film dengan sajian yang banyak menghadirkan obrolan yang terkesan tidak penting. Penonton diharapkan memberikan atensi lebih agar bisa menangkap ide yang ingin disampaikan sang creator yang mungkin saja terselip diantara rentetan obrolan. Kesabaran penonton rasanya bakal terbayar deh kalau sang creator mampu mengemas obrolan yang dihadirkan dengan menarik dan inspiratif. Tapi yang pasti, mumblecore itu membawa semangat kebebebasan yang sering diusung oleh pelaku sineas indie. Bukan kebebasan yang kekanak-kanakan, namun kebebasan yang disikapi secara dewasa. Contohnya dalam Humpday, kita disuguhi kisah dua pria yang sudah bersahabat sejak lama dan memutuskan untuk membuat video yang merekam aktivitas seksual keduanya. Jadi atau tidaknya ide tersebut direalisasikan rasanya sudah tidak penting lagi. Semangat kebebasan hadir ketika keputusan yang dipilih, diambil secara sadar dan bisa dipertanggungjawabkan. Apa yang sedang terjadi disikapi sebagai sebuah proses. Itulah sikap kedewasaan yang ingin disampaikan, baik dalam Humpday maupun Cyrus.


Dibandingkan dengan Humpday, kisah yang dihadirkan dalam Cyrus rasanya lebih asyik disimak dan dicermati karena topik yang diangkat terasa lebih riil. Hal ini bukan berarti kalau apa yang disampaikan di Humpday tidak bisa ditemui di tengah masyarakat lho, hanya saja apa yang ditawarkan dalam Cyrus lebih mudah didapati kasusnya di masyarakat. Cyrus mengangkat kisah yang sebenarnya biasa-biasa saja, namun Mark Duplass mampu menghadirkan totntonan yang apik berkat jalinan konflik yang cukup intens antara John (John C. Reilly) dengan Cyrus (Jonah Hill). Konfliknya tidak meledak-ledak, namun kita mampu merasakan aura ketegangan diantara keduanya. Bagi saya film Cyrus itu mengedepankan persoalan penerimaan. Penerimaan terhadap orang baru dan penerimaan untuk berbagi demi orang yang kita sayangi.


Mumblecore ditandai dengan metode akting senatural mungkin dari para pemerannya. Untuk film jenis ”ngobrol” seperti ini memang dibutuhkan aktor/aktris yang mampu tampil apa adanya. Tampil wajar, namun merupakan sebuah akting. Saya suka dengan penampilan Jonah Hill sebagai Cyrus. Dia tidak melakukan aksi culasnya dengan berlebihan layaknya pemain sinetron stripping, namun mampu membuat saya gemas dengan mimik mukanya. Pendekatan semacam ini memunculkan kemungkinan bisa lebih mudah mengikat penonton hingga cepat berempati dengan karakter yang dihadirkan, namun bagi yang suka dengan tontonan dramatis, pendekatan ini bisa jadi membosankan, karena kita seakan-akan menyaksikan sebuah rekaman aktivitas sehari – hari. Saya sih cukup bisa menikmati tontonan jenis mumblecore ini dan sedang berburu untuk mendapatkan Daddy Longlegs, Tiny Furniture dan Cold Weather (Aaron Katz). O iya, kalau ada kesalahan persepsi saya akan mumblecore atau hal – hal yang berkaitan dengan mumblecore yang belum saya tahu, mohon dpencerahannya ya. Terima kasih.

0 comments:

 

BLOG LIST

BLOG LIST

BLOG LIST