skip to main |
skip to sidebar
Salah satu hal yang paling saya benci adalah ketika terjadi kekerasan dari penganut suatu agama/kepercayaan terhadap penganut agama/kepercayaan yang lain. Dengan mengatasnamakan Tuhan, mereka dengan tanpa merasa berdosa mencederai bahkan membunuh penganut agama/kepercayaan lain. Saya selalu yakin kalau agama itu sifatnya sangat hakiki. Hubungan antara manusia dan Tuhan itu tidak bisa dipaksakan. Saya juga selalu yakin kalau agama itu sangatlah anti kekerasan. Yang terjadi, manusia justru melegalkan segala cara atas nama Tuhan (agama). Saya yakin, seyakin – yakinnya, tak ada kitab suci yang menyuruh penganutnya untuk melakukan kekerasan.
Sebagai seorang yang di KTP tercetak beragama Islam, saya tidak akan mengamini mereka – mereka yang melakukan kekerasan terhadap umat agama lain. Apalagi kalau dilakukan oleh salah satu ormas (atas nama) Islam yang sudah kondang sering melakukan aksi – aksi tak terpuji. Mereka mungkin bisa melakukan hal tersebut karena mereka tinggal di sebuah negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Apa jadinya ya kalau mereka menjadi kaum minoritas? Makin anarkis atau malah sibuk menyebarkan ajaran agama yang dianutnya dengan damai yang insya Allah besar pahalanya?
Mungkin mereka perlu menyaksikan Little Mosque on the Prairie, sebuah seri TV yang menyoroti umat muslim yang merupakan minoritas di salah satu wilayah di Kanada sana. Seri kreasi Zarqa Nawaz memberi gambaran pada kita bagaimana pandangan (beberapa) orang barat (western) memandang Islam pasca September 9/11. Menyedihkan ketika mereka memandang Islam sebagai agama yang penuh kekerasan hingga terwujud pada tindakan dikriminatif yang diterima mereka para umat Islam yang sebenarnya sangat cinta damai. Perilaku segelintir orang, digunakan sebagai justifikasi secara luas. Mereka yang berpandangan seperti itu tidak bisa sepenuhnya dipersalahkan, lha wong masih ada saja mereka – mereka yang melakukan aksi atas nama Islam yang justru merusak citra Islam. Lewat Little Mosque on the Prairie saya juga jadi tahu, ternyata ada pandangan dari orang Barat kalau orang Islam itu waktunya habis buat beribadah (sembahyang).
Little Mosque on the Prairie dengan cukup apik memberi gambaran pada kita bagaimana umat Islam menjalani hidup dan ibadahnya di Negara yang cenderung berpandangan bebas terbuka. Benturan – benturan tentu saja terjadi. Tidak hanya antara umat Islam dengan penganut agama lain, namun juga antar umat Islam sendiri. Bagaimana penganut Islam yang cenderung konservatif berhadapan dengan mereka yang lebih moderat, persoalan hubungan antar jenis kelamin, kesetaraan posisi pria-wanita, penggunaan atribut agama seperti jilbab hingga susahnya menjadi mualaf. Di episode perdana kita sudah dikejutkan dengan dibukanya masjid di lahan yang dikelola oleh gereja. Meski sempat dipermasalahkan, pada perkembangannya terjalin hubungan yang saling menguntungkan. Bahkan sang imam muda dan Pak Pendeta sering berdiskusi mencari solusi. Nice!!! Dan semua hal tersebut dikemas dengan pendekatan komedi yang bernas.
Untuk menyampaikan berbagai problema kaum Muslim minoritas di negeri Barat, dihadirkan tokoh – tokoh yang dianggap mewakili berbagai pihak. Ada Pak Pendeta Duncan Magee (Derek McGrath) dengan toleransi tinggi, Yasir Hamoudi (Carlo Rota) seorang Muslim oportunis yang beristrikan seorang mualaf, Sarah Hamoudi (Sheila McCarthy) yang masih berat menjalankan syariat Islam. Yasir dan Sarah mempunyai anak perempuan, Rayyan Hamoudi (Sitara Hewitt) yang berprofesi sebagai dokter. Rayyan ini mewakili sosk muda cerdas yang berusaha menjalankan ajaran agamanya di dunia yang makin bebas ini. Sarah dan Rayyan ini kadang terlibat perdebatan dengan Fatima Dinssa (Arlene Duncan) yang pola pikirnya masih tradisional. Hadir pula imam muda mantan pengacara, Amaar Rashid (Zaib Shaikh), yang sering terlibat konfrontasi dengan Baber Siddiqui (Manoj Sood) yang sangat konservatif. Mayor Ann Popowicz (Debra McGrath) bolehlah dianggap sebagai wakil otoritas Barat yang menghargai kebebasan beragama, sedangkan Fred Tupper (Neil Crone) merepresentasikan mereka yang benci dengan Islam dan gemar memandang Islam dari sisi negatif. Aneka karakter dengan pola pikir yang berseberangan tadi menghadirkan jalinan kisah dan konflik yang menggelitik.
Menghadirkan kisah kehidupan kaum Muslim, namun tampaknya kalau Little Mosque on the Prairie diputar disini bakal memancing kontroversi. Meski disajikan dengan ramuan komedi, ada beberapa hal yang mungkin masih sulit diterima oleh penonton (Muslim) disini. Belum lagi pemeran Yasir dan Sarah yang beberapa kali menunjukkan kasih sayang suami istri dengan ciuman bibir. Pasti akan mengundang komentar ”bukan muhrim kok cipokan”. Beda sekali dengan sinetron Ramadhan dimana suami – istri yang pegangan tangan pun rasanya tidak pernah ada adegannya. Saya baru menyaksikan musim pertamanya yang sebanyak 8 episode (sekarang sudah lebih dari 60 episode), namun Little Mosque on the Prairie sudah memberikan hiburan sekaligus gambaran yang cukup akan kehidupan kaum Muslim minoritas di dunia modern. Hei kalian Ormas Islam yang anarkis, coba tempatkan diri kalian sebagai kaum minoritas biar kalian tahu rasanya dan pikir – pikir sebelum melancarkan aksi. Mendingan menyebarkan Islam dengan cara damai deh. Pahalanya tidak kalah besar kok. Tanya Allah SWT.
2 comments:
Saya udah abis menonton sampai season ke 4. Kayaknya sih nggak ada lanjutan lagi, padahal walaupun udah mulai kurang menarik, aku masih tetap menunggu kemungkinan serial ini dilanjutkan lagi.
Season 3 paling jelek menurutku, jadi ditahan-tahan aja kalau nonton, soalnya season 4 udah mulai menarik lagi, walaupun tokoh pendeta favoritku diganti sama pendeta cerewet.
O iya, menurutku Mayor Ann itu justru cermin karakter Yasir Hamoudi di pihak orang bule khususnya pemerintah. Tau sendiri khan, si ibu walikota ini tuh oportunis abis.
ups, jangan2 belum nyampe episode2 yg menggambarkan betapa si ibu walikota suka aji mumpung :D
@Yusahrizal : Aku baru liat yang season satu Bang, jadi sifat oportunisnya She-Mayor belum keliatan banget.
Kapan - kapan mau aku lanjutin sih, tapi sekarang ini banyak film yang antri buat kusantap. Mupeng ngliatnya.Buaaaanyak banget :D
Posting Komentar