Mari ramai - ramai mengunjungi kota Solo di bulan Mei, karena selain kamu bisa berburu kuliner yang enak dan murah serta berburu batik kamu bakal disuguhi sebuah event menarik bertajuk Festival Film Solo 2011. Festival Film Solo merupakan festival film tahunan yang diadakan di Kota Solo – Jawa Tengah, dengan fokus pada film fiksi-pendek Indonesia. Ketiadaan festival yang memfokuskan diri pada film-film pendek Indonesia menjadi landasan awal bagi festival ini untuk merespon terus-lahirnya karya dan kerja kreatif para pembuat film pendek di seluruh kota di Indonesia.
Festival film yang akan diselenggarakan pada tanggal 4-7 Mei 2011 di Gedung Kesenian Solo (GKS) ini terdapat beberapa program kompetisi maupun non-kompetisi, hal ini sebagai satu bentuk respon penyelenggara terhadap kondisi sosial masyarakat dan juga perkembangan dunia perfilman Indonesia itu sendiri. Harapannya, Festival Film Solo 2011 akan mampu menjadi sebuah festival yang sederhana namun bisa dekat dan akrab dengan publik, melalui tema-tema film yang secara maksimal bisa mengeksplorasi Indonesia, baik secara ruang maupun ideologis.
Program Kompetisi Film Fiksi-Pendek Indonesia Kategori Umum Nasional merupakan ruang bagi para pembuat film untuk mempertemukan karya-karya terbaik mereka, sebagai jurinya Seno Gumira Ajidarma, Joko Anwar, Swastika Nohara. Ladrang Award akan diberikan kepada pemenang kompetisi ini.
Program Kompetisi Film Fiksi-Pendek Indonesia Kategori Pelajar SMA se-Jawa Tengah, sebagai jurinya Ajish Dibyo, Veronica Kusumaryanti dan Arfan Adhi Permana. Pemenang kompetisi ini berhak mendapatkan Gayaman Award. Pengiriman karya untuk kompetisi ditrtima panitia penyelenggara pada tanggal 30 Maret 2011 (cap pos).
Program Tamasya Layar Tancap di 26 titik di wilayah Kota Solo menjadi salah satu usaha mendekatkan film dan festival ini dengan publik. Layar tancap yang akan memutar film-film fiksi-pendek Indonesia ini, digelar di kampung-kampung dan ruang publik di tengah kota. Program ini juga didukung oleh komunitas-komunitas film di kota lain, untuk menggelar layar tancap di kota masing-masing pada Bulan Mei, sehingga layak apabila nantinya kita menyebut Bulan Mei sebagai Bulan Layar Tancap.
Lewat Program Cerdas-Cermat Komunitas Film akan menjadi ajang bertemunya komunitas-komunitas film dari berbagai kota di Indonesia. Program ini lebih mengedepankan pertukaran data dan informasi komunitas-komunitas film yang ada. Pertanyaan-pertanyaan dalam cerdas-cermat akan diambil dari data yang dikirimkan oleh masing-masing komunitas. Pemenang berhak atas Piala Bergilir Festival Film Solo. Selain itu, program diskusi “Ruang Publik dan Kesenian di Solo” kiranya mampu pula untuk memacu kemajuan kesenian yang semakin kehilangan ruang. Diskusi ini menjadi semacam pemetaan awal terhadap kondisi dunia berkesenian di Solo.Untuk informasi lebih lengkap, kunjungi http://festivalfilmsolo.com/
0 comments:
Posting Komentar