Hmmm...cinta dan kasih sayang idealnya memang harus disebar dan disemaikan sepanjang hari, hingga tak perlu menantikan 14 Februari buat aksi cinta dan kasih sayang. Namun, yang namanya manusia, momen itu masihlah penting, sebagai penanda dan pengingat. Dari pada tidak sama sekali, satu kali dalam setahun masih mending bukan? Sayapun demikian. Di bulan pink ini saya menyempatkan mengkonsumsi beberapa film tentang cinta dengan segala problematikanya. Tidak mewakili cinta secara keseluruhan, namun sebagian kecil saja, karena cinta pada dasarnya mempunyai banyak wujud dan rupa.
Bagaimana sih hakekat cinta yang sebenarnya itu? Satu pertanyaan ini pastinya seringkali menghantui diri kita. Kalau orang seumuran saya saja masih mencoba mencari jawabannya, apalagi dengan mereka yang masih muda usia. Contohnya, Nicole Oakley (Kristen Dunst) dan Carlos Nuñez (Jay Hernandez). Keduanya bak langit dan bumi, minyak dengan air. Carlos berasal dari keluarga imigran dengan kondisi keuangan yang pas – pasan. Pun demikian, Carlos digadang – gadang keluarganya untuk bisa mengangkat harkat martabat keluarga lewat pendidikan. Untungnya, Carlos berusaha keras mewujudkan impian keluarganya tersebut. Carlos merupakan siswa yang berprestasi dan cenderung menjauhi pergaulan yang bisa mengacaukan rencanya. Berbeda dengan Nicole yang cenderung semau gue meski berasal dari keluarga mapan nan terpandang. Peristiwa di masa lampau dan pilihan ayahnya di masa kini, membuat Nicole ibaratnya sebuah produk yang rusak dan beracun.
Jangan mencampurkan apel busuk dengan apel yang baik, demikian para orang bijak pernah bertuah. Jalinan cinta Carlos dengan Nicole terhalang bukan karena perbedaan status sosial ekonomi antara keduanya, namun lebih kepada betapa berbedanya kondisi kejiwaan keduanya. Ibaratnya, Nicole itu begitu negatif, sedangkan Carlos sangatlah positif. Hei, bukankah hal tersebut merupakan perpaduan yang pas untuk saling melengkapi? Iya sih, namun perpaduan tersebut bisa membahayakan keduanya kalau menuju ke arah yang destruktif. Pada titik inilah Nicole dan Carlos beserta orang – orang di sekitarnya melakukan tarik ulur, untuk kemudian memahami akan arti cinta yang sebenarnya.
Cinta itu memang buta, namun bukan berarti membabi buta kan? Ketika rasa cinta begitu mengebu – gebu, segala hal menjadi tidak tabu hingga sulit membedakannya dengan nafsu. Belajar dari kisah Carlos dengan Nicole, cinta itu harusnya konstruktif, bukannya destruktif. Setiap keputusan yang berlandaskan cinta, pada akhirnya membutuhkan sebuah kebijaksanaan. Seperti penyelesaian dari permasalahan dalam film ini yang menurut saya mencerminkan kebijaksanaan cinta.
Crazy/Beautiful bukanlah film produk baru, namun seperti cinta yang tak lekang oleh waktu, film ini masih bisa dinikmati dan menginspirasi ditonton sekarang. Jangan lewatkan transformasi peran dari Kristen Dunst yang cukup mulus. Tampil mengesankan di usia belia lewat Interview With The Vampire serta menghadirkan keceriaan remaja via Bring It On, Get Over It dan Stike!, dalam Crazy/Beautiful Kristen Dunst mulai berani memerankan karakter yang beresiko, karena sosok Nicole bukanlah sosok yang simpatik. Dan dalam film ini, Kristen Dunst mulai berani menonjolkan fisiknya dengan keengganan memakai kutang hampir disepanjang durasi hehehe... Film ini juga menampilkan talenta baru bernama Jay Hernandez. Sayang, film – film Jay selanjutnya tidaklah membuat karirnya makin gemilang. Bahkan Hostel sekalipun belum bisa mengangkat karirnya. Crazy/Beautiful diarahkan oleh John Stockwell (Blue Crush, Into The Blue)
Heretic - Review
6 hari yang lalu
1 comments:
daftar slot online
slot resmi
situs judi slot online
slot gacor hari ini
agen slot terpercaya
Posting Komentar