Terowongan itu mengesankan sebuah ruang terbatas yang kotor dan berbau. Kalau disini, sudah pasti berhantu. Terowongan Casablanca misalnya. Terowongan nyatanya berpotensi memberikan sebuah kisah menarik yang sayang buat dilewatkan. Kedua film di bawah ini memberikan kisah memukau yang hadir dari terowongan. Kedunya sama - sama menempatkan terowongan sebagai sarana bertahan hidup dan demi memperjuangkan kebebasan. Keduanya sama - sama berdasarkan kisah nyata. Dua film ini menjadi contoh bagaimana menghadirkan kisah memikat dengan setting yang tak biasa.
IN DARKNESS
Film garapan Agnieszka Holland ini salah satu nomine Film Berbahasa Asing di Oscar 2012. Berlatar belakang masuknya Nazi ke Polandia saat Perang Dunia 2,film ini berfokus pada polah Leopold Socha (Robert Więckiewicz) seorang pekerja saluran air yang mencoba menyelamatkan sekelompok Yahudi dari kekejaman Nazi. Socha awalnya tak sepenuhnya ikhlas membantu,mengingat dia menetapkan besaran harga buat mereka yang mencoba bertahan hidup di wilayah selokan yang begitu dia kenali seluk beluknya. Lama- kelamaan, aksi ekonomi tersebut berubah menjadi aksi sosial ketika secara perlahan timbul kesadaran akan persamaan derajat di antara dia dengan mereka yang Yahudi. Sanggupkah aksi Socha tersebut membuahkan hasil menggembirakan?
In Darkness ini adalah satu dari sedikit film yang mampu membuat saya merasa mual ketika menontonnya. Saya merasa ikut terperangkap dalam sebuah lorong sempit, gelap, kotor dan berbahaya karena berbagai ancaman siap datang merenggut nyawa. Rasa terbelenggu tersebut makin kental ketika hadir silih berganti wajah - wajah penuh frustasi dan sakit. Menyesakkan rasanya ketika mereka harus memuaskan hasrat di lingkungan yang kotor serta sempit. Rasa tersebut makin memuncak ketika dihadirkan adegan persalinan. Sebuah momen yang harusnya membahagiakan, namun tak lama kemudian hancur oleh sebuah aksi keterpaksaan. Pahit rasanya ketika keinginan akan kebebasan dari belenggu harus diperjuangkan dari tempat yang seperti itu. Kebebasan memang mahal.
THE TUNNEL
Kalau kamu pernah menyaksikan The Lives of Others,pastinya sudah paham betapa sulitnya hidup di Jerman Timur paska perpecahan Jerman menjadi Barat dan Timur. Apalagi sejak dibangunnya tembok Berlin. Jerman Timur digambarkan sebagai sebuah wilayah penuh belenggu, yang membatasi gerak warganya dengan melakukan pengawasan yang ketat terhadap mereka yang dicurigai sebagai sekutu pihak Barat.
Demi menyelamatkan saudari tercinta, Harry Melchior (Heino Ferch) yang membelot ke Barat, karenanya menjadi target buruan, bersama teman - temannya membuat sebuah terowongan yang melintasi tembok Berlin. Sebuah misi berbahaya karena pihak Jerman Timur menyebar banyak mata dan telinga dan siap melumpuhkan siapa saja yang dianggap mencurigakan. Banyak drama terjadi selama pembuatan terowongan tersebut. Prosesnya tak hanya menguras waktu dan tenaga,namun juga emosi. Namun, demi kebebasan, Harry dan teman - teman terus berjuang demi mewujudkan hal tersebut,walau nyawa taruhannya.
Sama seperti In Darkness,misi penyelamatan di The Tunnel ini menghadirkan sensasi ketegangan maksimal. Saya dibuat gemas dan harap - harap cemas akan keselamatan mereka yang berjuang di sepanjang terowongan. Kalau boleh membandingkan,In Darkness terasa lebih depresif dengan porsi di dalam terowongan yang benar - benar mendominasi hampir sepanjang durasi. Kondisi terowongan di In Darkness juga terlihat lebih memuakkan dibandingkan dengan kondisi terowongan di The Tunnel. Maklum, terowongan di In Darkness merupakan saluran air dan saluran pembuangan. Stress saya membayangkan proses pembuatannya. *lebay*
The Tunnel memang tak sedepresif In Darkness,namun film ini juga tak kalah dalam menghadirkan momen - momen menyakitkan. The Tunnel dimata saya unggul dengan kelihaiannya dalam mengatur ketegangan di menit - menit terakhir, yakni ketika misi penyelamatan mulai dijalankan. Rasa tegang yang menghinggapi saya setara dengan yang saya rasakan ketika menyimak menit - menit terakhir penyelamatan di film Argo. Jadi, kalau kamu suka Argo, jangan lewatkan The Tunnel ini. Tapi yang sabar yah, durasinya panjang soalnya.
0 comments:
Posting Komentar