skip to main |
skip to sidebar
Sarah (Alysson Paradis) terlihat kurang nyaman dengan kehamilannya yang telah mendekati hari persalinan. Bisa jadi, peristiwa kecelakaan yang merenggut nyawa suaminya 4 bulan sebelumnya yang menjadi penyebabnya. Namun apakah hal tersebut lantas membuatnya pasrah saja ketika datang seorang perempuan misterius (Béatrice Dalle dalam penampilan yang dingin,kejam dan tangguh) yang menginginkan bayinya? Tentu saja tidak! Yang terjadi selanjutnya adalah aksi buru dan aksi menyelamatkan diri yang sangat seru, menegangkan dan berdarah-darah. Belum cukup, dihadirkan beberapa tokoh dari rumah agar korban makin banyak, dan tentu saja, lebih banyak tusukan, lebih banyak pukulan dan lebih banyak darah.
Menawarkan cerita yang amat simpel dan linear, Inside sangatlah bertumpu pada kemampuan duo Alexandre Bustillo dan Julien Maury dalam menghadirkan ketegangan demi ketegangan yang terjaga dengan apik. Jantung penonton tak henti digedor melihat aksi bengis dari si perempuan misterius yang diperankan dengan mantap oleh Béatrice Dalle. Dengan aksi kejamnya, darah seakan tak henti mengucur dan memuncrat. Bagi saya, Inside menjadi salah satu film paling brutal yang pernah saya tonton. Martyrs yang kebetulan saya tonton sebelum menonton film ini, jadi kalah kejam. Tubuh dalam film ini benar-benar diperlakukan sebagai sasaran empuk senjata (jarum rajut, cermin, gunting, pistol dll). Adegan persalinan paksa yang membuat tangga luber dialiri darah menjadi puncak kebrutalan yang disajikan dengan begitu frontal. Adegan ini sungguh sangat mengejutkan, kejam dan bikin mual.
Ketegangan tingkat tinggi yang dihadirkan dalam film ini mampu mengalihkan saya dari beberapa adegan yang cukup mengganggu. Adegan si perempuan misterius mencumbu Sarah menjadi adegan yang paling dibuat-buat dalam pandangan saya. Ngapain coba? Penggambaran reaksi si jabang bayi dalam rahim terhadap situasi yang dihadapi ibunya harusnya lebih banyak lagi. Belum banyak kan film yang hadirkan reaksi bayi dalam rahim? Menyaksikan Inside meyakinkan saya kalau kisah berdarah-darah semacam ini memang paling asyik kalau yang main cewek. Apalagi kalau antagonisnya cewek yang amat tangguh.Seruuu...!
Dari yang saya baca, naskah asli film ini sebenarnya menghadirkan si jabang bayi setelah 15 tahun kemudian di akhir cerita. Untungnya duo Alexandre Bustillo dan Julien Maury memangkasnya dan dengan bijaksana berhenti sesaat setelah adegan kelahiran paksa. Pemilihan ending tersebut bisa jadi merupakan win win solution bagi dua ibu yang berseteru hehehe... Kabarnya sutradara penghasil Rec berniat membuat ulang film ini namun dengan sedikit darah dan lebih menekankan suasana teror di masa kehamilan. O iya, buat kamu yang terkesan dengan Tahar Rahim yang main bagus sekali di Un Prophete, ada penampakan dirinya dalam film ini, walau tidak lama dan harus bernasib tragis. Inside sangat direkomendasikan buat mereka yang haus darah. Pesan terakhir, jangan merokok di dapur.
5 comments:
Tau film ini sudah lama sih, tahun kemarin kayaknya. Di Amerika kalo enggak salah masuk Extreme collection-nya Dimension film. Cuma jadi direct-to-dvd. Waktu beli minta coba sama penjualnya enggak ada yang bagus gambar sama teks inggrisnya jadi malah terlupakan (a.k.a. enggak jadi beli). Wah, jadi berubah Curhat Sinema ya Pak ^_^. Kompi saya lagi bolong, lagi ngumpulin duit nih buat beli kompi baru suapaya bisa ngisi-ngisi-ngisi blog lagi hihihihi
sudah nonton film ini..lebay banget Darahnya tapi i Like it terutama adegan kelahiran paksa itu dan pas nusuk pake gunting itu loh...keren... tapi yang polisi tiba2 hidup itu ga suka...
@hakim : ayo Bang Hakim nge-blog lagi. Kompiku juiga sekarat nih :(
@Ekabelog : aku hunting film ini gara-gara baca reviunya di blog situ lho. Terima kasih banyak ya :)
wah saya juga sudah nntn film ini, seru ya om! paling kasian pas Sarah salah bunuh, dia kira si Beatrice, taunya.....
ya ampun nonton antichrist aja udah gak kuat. kok sampean tahan mas? jangan2 doyan darah juga neh? hehe
Posting Komentar