Ku-Nam (Ha Jung-woo) hanyalah seorang sopir taksi di wilayah seputar perbatasan Cina, Korea Utara dan Rusia yang mempunyai kegemaran bermain judi yang menjerumuskan dirinya dalam kubangan hutang yang tidak sedikit dan menjeratnya dalam sebuah posisi yang sulit. Ku-Nam pada saat yang sama dibuat resah dengan prasangka istrinya melakukan perselingkuhan di negeri orang, tepatnya di Korea Selatan. Keresahan akan hutang dan kesetiaan istrinya, Ku-Nam menerima tawaran melakukan sebuah pekerjaan di Korea Selatan dari bos mafia bernama Myung-Ga (Kim Yun-Seok). Satu dayung dua pulau terlampaui, mungkin itu yang terbersit dalam benak Ku-Nam ketika menerima tawaran yang sangat beresiko tersebut hingga rela menjadi pendatang illegal di Negara yang tidak dia kenal dengan baik. Meski berhasil menjalankan misi dari Myung-Ga, Ku-Nam terjebak dalam situasi yang sangat memojokkan posisinya dan siap membuat dirinya dibuat babak belur tanpa ampun. Tidak hanya harus berhadapan dengan Myung-Ga, Ku-Nam juga harus berhadapan dengan pihak berwajib dan mafia Korea Selatan. Posisi Ku-Nam mengingatkan saya pada Bourne. Seba terjepit. Sanggupkan Ku-Nam bertahan?
Pada tahun 2008, saya dibuat sangat terkesan dengan The Chaser yang berhasil membuat saya menahan nafas berkat kelihaian Hong-jin Na menghadirkan sebuah kisah brutal nan menegangkan. Kini, Hong-jin Na kembali hadir dengan karya yang tetap saja membuat saya menahan nafas berkali – kali. Di tangan Hong-jin Na, durasi 2,5 jam tidaklah terasa menjemukan. Sebelum sampai kepada situasi yang benar – benar kacau tak terkendali, permasalahan yang ada dituturkan dengan cukup apik hingga mata kita dibuat terpaku pada layar, mengira – ira apa yang bakal menimpa Ku-Nam selanjutnya. Di paruh awal, saya sempat menyangka film ini akan mengalir layaknya film drama yang mengupas nasib para warga perbatasan yang menjadi imigran gelap, namun paska Ku-Nam menginjakkan kaki di Korea Selatan, yang ada justru rentetan adegan aksi yang terlihat di tata dengan sangat apik.
Saya dibuat kagum dengan aksi penyelamatan diri dari Ku-Nam setelah berhasil menuntaskan misi dari Myung-Ga. Aksi kejar – kejarannya terasa realistis. Upaya Ku-Nam pembebasan diri ketika dikeroyok oleh anak buah Myung-Ga juga sangat seru sekali. Dan seperti halnya dalam The Chaser, Hong-jin Na tak tanggung – tanggung dalam menghadirkan kekerasan yang berdarah – darah. Sabetan kapak dan pisau menghadirkan kengerian dan muntahan darah yang terlihat lebih kejam dibandingkan dengan timah panas yang menembus mengoyak daging. Satu fakta menarik, film ini tidak sekalipun menghadirkan pistol! Aksi Myung-Ga yang tanpa ampun menurut saya setara dengan aksi Kyung-chul (Choi Min-sik) di I Saw The Devil.
Selain aksi dan ketegangan yang tergarap apik, The Yellow Sea juga menghadirkan penampilan yang sangat memikat dari Ha Jung-woo dan Kim Yoon-suk. Keduanya benar – benar tampil total. Yang menarik, kalau dalam The Chaser, Kim Yoon-suk diposisikan sebagai protagonist dan Ha Jung-woo sebagai antagonis, dalam The Yellow Sea ini keduanya berada di posisi yang sebaliknya. Seru! Tentu saja, seperti halnya The Chaser, tidak ada karakter yang benar – benar hitam atau putih. Ku-Nam bukanlah sosok yang benar – benar simpatik, namun menariknya karakternya mampu membuat kita berharap akan keselamatannya. Sebuah harapan yang membuat kita cemas karena Hong-jin Na cukup banyak menghadirkan kejutan. Terutama endingnya. KAMPRETTT! Baru 2 film, namun Hong-jin Na telah berhasil membuat saya jatuh hati dan siap menantikan karya beliau selanjutnya.
Heretic - Review
1 minggu yang lalu
4 comments:
Om pake rate napa siih biar makin curious ma film neeh
Ratingnya akan muncul tiap 4 bulan sekali di segmen The Eww, The Fun and The Good aja ya hehehe. Malesnya kalo dikasih rating, yang berkunjung cuman cek rating doang ;)
saya dah nonton kereen banget
Pistol d gantikan Sama tulang om Dan itu kereeeeeen sekali :D
Posting Komentar