Moebius adalah film ke delapan persembahan dari Kim Ki-duk yang berhasil saya tonton. Beberapa kali melihat kreasi dari sutradara yang kini hampir genap 43 tahun ini membuat saya paham dengan konten yang bakal muncul dalam film – filmnya dia. Kepahaman ini harusnya sih menimbulkan rasa kebal terhadap efek kejut yang dimunculkan oleh unsur kekerasan yang kerap dia di hadirkan tanpa basa basi. Namun, ternyata saya masih saja dibuat terkejut dan mual dengan isi dari karya termutakhirnya ini.
Moebius merupakan sebuah drama keluarga. Namun, siapapun pastinya paham akan bagaimana drama keluarga ala – ala Kim Ki-duk. Kita diperkenalkan sebuah keluarga yang terdiri dari 3 anggota yakni ayah, ibu dan anak. Relasi antara ketiganya terasa dingin dan berjarak. Kemarahan ibu akibat kegagalan ayah mengendalikan kelaminnya, membuat sang anak menjadi korban perseteruan ayah ibunya. Gagal melampiaskan kemarahan pada ayah, ibu melakukan aksi nekat, yang mungkin atas nama pencegahan, dengan memotong kelamin anak laki-lakinya. Belum cukup mengerikan, sang ibu mengunyah dan menelan hasil potongannya tersebut.
Sampai disini, Moebius sudah menjadi sebuah tontonan yang sangat mengejutkan. Tapi bukan Kim Ki-duk namanya kalau tidak menghadirkan terror rasa yang berkelanjutan. Aksi pemotongan dan pemakanan tersebut bagi saya rasanya tidak sesakit dan sememualkan aksi pencarian kenikmatan lewat rasa sakit hasil penelusuran sang ayah. Berulang kali saya sampai harus memalingkan muka karena tidak kuat untuk melihatnya. Periiiiiih……. Pada bagian ini kita bisa melihat sisi baik dari sang ayah yang tampaknya amat sadar hubungan antara lelaki, kelamin dan kenikmatan. Aksi sang ayah mengingatkan saya pada aksi ayah Jim Levenstein di seri American Pie. Well….dalam pendekatan Kim Ki-duk. Tentu saja.
Kalau dalam Pieta, Kim Ki-duk fokus pada hubungan anak dan ibu, lewat Moebius ini sepertinya beliau ingin menyajikan hubungan anak dan ayah, terutama kaitan tiga hal tadi, lelaki, kelamin dan kenikmatan. Hal ini makin dikuatkan dengan penggunakan sosok yang sama untuk memerankan ibu dan selingkuhan. Wanita hadir dalam wujud yang sama dengan peran yang berbeda. Untuk hal tersebut, Lee Eun-woo berhasil menjalankan perannya dengan sangat baik.
Moebius tetap hadir dengan sentuhan khas dari Kim Ki-duk yang kerap hadir lewat karya – karya dia. Unsur kekerasan, terutama kekerasan dan eksploitasi terhadap wanita, yang tanpa basa – basi, pertentangan dua kelamin yang berbeda, dialog minim serta karakter – karakter yang penuh kelukaan serta melanggar ketabuan yang ada. Secara keseluruhan, film – film Kim Ki-duk senantiasa menghadirkan ketidaknyamanan, satu kelompok dengan Lars von Trier lah, dan Moebius ini menjadi persembahan yang paling tidak membuat nyaman sejauh ini.
Untuk Moebius ini, Kim Ki-duk kembali menggandeng actor favoritnya, Cho Jae-hyun yang tampak makin menua. Satu yang mengganggu dari Moebius ini adalah penggarapannya yang terkesan kurang rapi. Pada beberapa momen, terlintas bayangan melintas. Entah bayangan siapa. Yang pasti sih bukan bayangan itu yang membuat saya enggan untuk menonton lagi film ini, melainkan bayang – bayang rasa perih pada bagian pencarian kenikmatan. Emoh…emoh…emoh….
2 comments:
Wah nonton dimana ini? Udah ada donlotannya?
Udah banyak beredar kok file ilegalnya :p
Posting Komentar