Seorang pengusaha kaya yang murka karena cucu perempuannya dihabisi nyawanya oleh seorang pembunuh berantai mengadakan sayembara, siapa saja yang berhasil membekuk pembunuh tersebut, entah dalam keadaan hidup atau mati akan mendapatkan imbalan yang sangat besar. 1 milyar yen!!!! (tolong yang tahu, jumlah tersebut dirupiahkan ada berapa yaaa). Biar menarik, sayembara tersebut harus mendapatkan lawan yang seimbang dong. Dan lawannya adalaaaah…….polisi dengan dedikasi tinggi yang mendapatkan tugas untuk memindahkan pembunuh bayaran tersebut dengan selamat dalam jangka waktu 2 hari. Bukan tugas yang mudah bagi polisi, mengingat tidak akan sedikit orang yang bisa mengabaikan reward yang sangat menggiurkan. Namun atas nama dedikasi terhadap instansi dan tupoksi, para polisi tersebut berjuang sekuat tenaga untuk membuat sang pembunuh barantai tetap bernapas hingga finish. Sepanjang perjalanan, selain banyak gangguan dari berbagai pihak, konflik juga terjadi di antara para penggiring penjahat menyebalkan tersebut.
Terjadi krisis kepercayaan di dalam tim yang membuat Shield of Straw arahan Takashi Miike ini maunya sih diarahkan untuk menjadi sebuah tontonan yang menggemaskan. Usaha Miike cukup behasil. Saya dibuat gemas ketika film telah melewati sepertiga durasi. Harapan saya untuk menyaksikan sebuah thriller yang menggigit, ambyar akibat terlalu seringnya diangkat persoalan dilematis antara tugas dan keadilan. Persoalan yang sok dilematis tersebut dimata saya tidak mempunyai pondasi yang cukup kuat yang pada akhirnya menghadirkan efek “apaan sih”. Tidak ada alasan yang cukup kuat kenapa penjahat yang perilakunya sangat menyebalkan tersebut harus tetap dibuat hidup. Gak sepadan dengan kerusakan yang ditimbulkan juga. Akan menjadi lain misalnya kalau orang yang harus dikawal tersebut bukan seorang yang benar – benar bajingan. Dan tak ada landasan yang kuat mengapa film seperti ini bisa berkompetisi di ajang bergengsi seperti Cannes. Huh!!! Padahal, film ini bakal jauh lebih menarik andaikan saja fokus pada aksi penyelamatan semata, tanpa singgung – singgung soal dilemma moral. Shield of Straw awalnya seolah – olah menjanjikan tontonan aksi yang mengasyikkan terutama dengan hadirnya sekuen di jalan raya itu.
Film ini bisa menjelma menjadi sebuah sajian aksi yang mengesankan lewat usaha – usaha yang variatif dari para pemburu hadiah. Sayangnya……jangan berharap lebih.
0 comments:
Posting Komentar