Pertama kali ngeh dengan film ini, tepatnya saat gelaran Cannes 2012, entah mengapa dalam benak saya ada hasrat “SAYA HARUS NONTON FILM INI!!!”. Saya suka menonton film India. Kalau kita teliti dalam memilih, sebenarnya ada banyak sekali film – film keluaran India yang sangat mengesankan. Ketika membaca seputar film ini, saya mempunyai harapan kalau film ini bakal memberikan sensasi yang berbeda dibandingkan film India kebanyakan. Ekspektasi yang tinggi dan kesabaran dalam mendapatkan akses untuk menontonnya untungnya berbuah manis. Sangat manis. Saya sukaaaaa film ini. Tahun 2013 kemarini saja saya sudah menonton film ini sebanyak 3 kali. Durasinya tidak pendek lho. Total sekitar 320 menit atau sekitar 5 jam 20 menit! Durasi sepanjang itu, herannya tidak menjadi halangan berarti bagi saya untuk menikmati film ini. Bahkan, saya siap kalau diajak untuk menonton film ini. Apalagi kalau di bioskop. Keterkesanan saya akan film arahan Anurag Kashyap ini sampai mendorong saya untuk bisa mendapatkan home videonya. Sesuatu yang jarang saya lakukan akhir – akhir ini akibat adanya prioritas financial.
Kenapa saya sangat terkesan dengan film ini? Yang lain boleh menganggapnya sebagai The Godfather versi India. Namun bagi saya, Gangs of Wasseypur bukanlah sekedar plagiasi film gangster semata. Ada banyak hal yang mencoba dihadirkan lewat film yang menampilkan deretan cast apik ini, terutama Manoj Bajpai dan Nawazuddin Siddiqui. Banyak sentilan sosial yang dikemukakan dan kita bisa melihat, meski baru di permukaan, bagaimana gambaran kehidupan sosial, ekonomi, hukum dan politik di India sana akibat dari kebodohan dan kebuasan para pelakunya. Dengan struktur dan sistem yang hampir mirip, apa yang tersaji lewat film ini bisa saya bayangkan sangat mungkin terjadi di Indonesia. Hal inilah yang mendekatkan saya dengan film ini, sama ketika dulu menyaksikan salah satu film India yang saya anggap terbaik, yakni Nayak . Nayak hadir pada saya dim omen yang tepat, yakni saat euphoria reformasi masih begitu kental terasa. Masa dimana banyak didengungkan seputar kehadiran si Ratu Adil. Meski sarat dengan metafora, Nayak pada saat itu terasa actual dengan sentilan – sentilan di dalamnya. Dan tahu tidak…..saya melakukan penelusuran terhadap sosok Anurag Kashyap setelah menonton Gangs of Wasseypur. Ternyata dia sosok yang sama yang juga menghadirkan Nayak, meski hanya sebatas sebagai penulis ceritanya.
Dan inilah salah satu dampak keterkesanan saya terhadap Gangs of Wasseypur. Saya menjadi tertarik untuk menelusuri karya – karya Anurag Kashyap yang lain. Untuk film – film yang dia sutradarai, saya berhasil menyimak Bombay Talkies dan That Girl in Yellow Boots. Judul terakhir menghadirkan sebuah tontonan yang jauh dari tipikal film India. Ada ketabuan yang coba dilanggar oleh Anurag Kashyap. Sayang, meski sudah mendapatkan Dev D, Black Friday dan Gulaal, saya belum sempat “mengkonsumsi” film – film tersebut. Selain Nayak, Anurag Kashyap juga terlibat dalam penulisan cerita di film – film yang mendapatkan apresiasi bagus dari para kritikus film seperti Udaan (Coming of Age yang bagus banget), Water (yang merupakan bagian dari Elements Trilogy dari Deepa Mehta), Aiyya (film satire yang keren dengan penampilan Rani Mukherjee yang menggemaskan), Lootera (kolaborasi kedua dengan sutradara Udaan dan merupakan salah satu film India terbaik di tahun 2013 dengan sinematografi yang apik). Anurag Kashyap juga pernah berkolaborasi dengan sutradara controversial, Michael Winterbottom, lewat Trishna yang menghadirkan Frieda Pinto.
Dan inilah salah satu dampak keterkesanan saya terhadap Gangs of Wasseypur. Saya menjadi tertarik untuk menelusuri karya – karya Anurag Kashyap yang lain. Untuk film – film yang dia sutradarai, saya berhasil menyimak Bombay Talkies dan That Girl in Yellow Boots. Judul terakhir menghadirkan sebuah tontonan yang jauh dari tipikal film India. Ada ketabuan yang coba dilanggar oleh Anurag Kashyap. Sayang, meski sudah mendapatkan Dev D, Black Friday dan Gulaal, saya belum sempat “mengkonsumsi” film – film tersebut. Selain Nayak, Anurag Kashyap juga terlibat dalam penulisan cerita di film – film yang mendapatkan apresiasi bagus dari para kritikus film seperti Udaan (Coming of Age yang bagus banget), Water (yang merupakan bagian dari Elements Trilogy dari Deepa Mehta), Aiyya (film satire yang keren dengan penampilan Rani Mukherjee yang menggemaskan), Lootera (kolaborasi kedua dengan sutradara Udaan dan merupakan salah satu film India terbaik di tahun 2013 dengan sinematografi yang apik). Anurag Kashyap juga pernah berkolaborasi dengan sutradara controversial, Michael Winterbottom, lewat Trishna yang menghadirkan Frieda Pinto.
Salah satu yang menonjol dari film – film yang mendapat sentuhan dari Anurag Kashyap adalah terselipnya semacam self critic, entah itu terhadap negaranya maupun terhadap perfilman India itu sendiri. Self critic disini saya melihatnya sebagai sebuah wujud kepedulian dan rasa sayang. Hal ini sangat nampak pada Gangs of Wasseypur. Beberapa kali dia menghadirkan pengaruh film India terhadap masyarakat India itu sendiri. Ada kesan mencibir, sekaligus rasa hormat. Pada salah satu segmen yang dia garap di Bombay Talkies, hal serupa juga nampak. Kita sebagai penonton mendapatkan bonus sekelumit pengetahuan film India di masa lampau.
Meski Gangs of Wasseypur didominasi oleh aksi para laki – laki, Anurag Kashyap menempatkan sosok perempuan pada sisi yang sedemikian rupa sehingga tidak ada kesan melecehkan, namun justru ada kesan penghormatan yang nampak. Meski terkesan berada pada posisi yang lemah, para wanita dalam Gangs of Wasseypur mempunyai peran penting dalam perjalanan nasib para tokoh laki – laki yang hadir di dalamnya. Gangs of Wasseypur bukanlah tontonan yang berat. Sangat mudah dinikmati bagi saya dengan selipan sentilan – sentlian yang sukses mengundang senyum. Berbagai hal yang elah saya sebutkan tadi menjadi pondasi dalam saya memutuskan Gans of Wasseypur menjadi Film Paling Mengesankan 2013.
Meski Gangs of Wasseypur didominasi oleh aksi para laki – laki, Anurag Kashyap menempatkan sosok perempuan pada sisi yang sedemikian rupa sehingga tidak ada kesan melecehkan, namun justru ada kesan penghormatan yang nampak. Meski terkesan berada pada posisi yang lemah, para wanita dalam Gangs of Wasseypur mempunyai peran penting dalam perjalanan nasib para tokoh laki – laki yang hadir di dalamnya. Gangs of Wasseypur bukanlah tontonan yang berat. Sangat mudah dinikmati bagi saya dengan selipan sentilan – sentlian yang sukses mengundang senyum. Berbagai hal yang elah saya sebutkan tadi menjadi pondasi dalam saya memutuskan Gans of Wasseypur menjadi Film Paling Mengesankan 2013.
0 comments:
Posting Komentar