Film arahan Arnaud Desplechin yang sempat berkompetisi di Cannes 2013 ini mengisahkan hubungan antara Jimmy (Benicio de Toro) dengan George Devereux (Mathieu Amalric). Jimmy posisinya sebagai pasien dan George sebagai dokter, tepatnya seorang psikoterapis. Interaksi keduanya bermula ketika Jimmy mengeluh akan fisiknya. Ketika yang lain mendiagnosa A. George dihadirkan untuk memecahkan apa sebenarnya penyakit dari Jimmy.
Sebagai seorang psikoterapis, George melakukan pendekatan ngobrol.
Sebagai seorang psikoterapis, George melakukan pendekatan ngobrol.
Dari obrolan antar keduanya tergali informasi – informasi menarik seputar Jimmy di masa lalu. Ya, Jimmy pernah mengalami cidera fisik yang mungkin berpengaruh terhadap kondisinya sekarang, namun setelah menjalani sesi ngobrol berkali – kali, kondisi fisik Jimmy mengalami perbaikan secara perlahan. Apakah kamu percaya kalau kondisi psikis seseorang itu berpengaruh terhadap kondisi fisiknya. Saya percaya. Ingat, didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Tubuh dan jiwa itu saling terkait.
Film ini memang tentang Jimmy, namun gara – gara film ini saya jadi tahu siapa itu sebenarnya George Devereux. Dia adalah salah satu okoh yang cukup berpengaruh di dunia psikoanalisis. Tidak sembarang psikoanalisis karena dalam pendekatannya dia juga melibatkan factor etnografi dan antropologi. Bagaimana asal seseorang itu membentuk sebuah kepribadian yang ditunjukkan lewat pola piker dan pola perilaku.
Lewat ngobrol dengan George Devereux, terungkap peristiwa – peristiwa traumatis di masa lalu yang membebani hidup Jimmy hingga berpengaruh terhadap kebugaran fisiknya. Ibaratnya dalam sebuah film horror Indonesia, masa lalu Jimmy itu seperti hantu yang menggelayut di kaki hingga langkah menjadi terseok – seok.
Lewat ngobrol dengan George Devereux, terungkap peristiwa – peristiwa traumatis di masa lalu yang membebani hidup Jimmy hingga berpengaruh terhadap kebugaran fisiknya. Ibaratnya dalam sebuah film horror Indonesia, masa lalu Jimmy itu seperti hantu yang menggelayut di kaki hingga langkah menjadi terseok – seok.
Nah, beberapa hari terakhir ini kita dihebohkan dengan aib yang menimpa Woody Allen. Entah terbukti atau tidak entah benar atau tidak, dari pengakuan Dylan Farrow tersebut menjadi bukti kalau peristiwa traumatis itu sungguh memberatkan jiwa dan raga. Beruntungnya Jimmy adalah dia bisa menemukan seseorang tempat dia bisa menumpahkan “sampah” dalam kehidupannya. Nasib beruntung serupa juga kita temui dalam Short Term 12. Entah bagaimana mereka yang tidak seberuntung itu dalam menjalani hidupnya.
Jimmy P ini bukanlah film yang mudah untuk dinikmati. Isinya ngobrol dan minim letusan. Butuh kesabaran ekstra. Sedikit terbantu dengan penampilan dua bintang utamanya yang konsisten tampil bagus. Tapi tidak rugi lho nonton film ini. Nambah pengetahuan.
Jimmy P ini bukanlah film yang mudah untuk dinikmati. Isinya ngobrol dan minim letusan. Butuh kesabaran ekstra. Sedikit terbantu dengan penampilan dua bintang utamanya yang konsisten tampil bagus. Tapi tidak rugi lho nonton film ini. Nambah pengetahuan.
0 comments:
Posting Komentar