LA SICILIANA RIBELLE / THE SICILIAN GIRL


Bagi Rita (Veronica D’Agostino), ayahnya adalah sosok yang sangat dia kagumi. Rita menempatkan ayahnya bak dewa yang dihormati dan disegani oleh banyak orang. Dibandingkan dengan ibunya, Rita lebih dekat dengan ayahnya yang melimpahinya dengan rasa saying yang besar. Yang tidak disadari oleh Rita kecil adalah ayahnya seorang mafia. Seperti umumnya mafia, ayah Rita tak segan menggunakan cara – cara yang tidak diperkenankan oleh hukum. Pemujaan yang berlebihan, membuat Rita memandang ayahnya sebagai sosok sempurna tanpa cacat. Hidup Rita berubah drastis tatkala ayahnya menemui ajal dengan cara yang brutal.
Rasa amarah dan dendam menggelayuti diri Rita, yang makin menggelora ketika mendapati orang – orang yang dia anggap sebagai teman ayahnya ternyata tidak melakukan apa – apa demi mengobati rasa luka yang hinggap pada dirinya. Luka dan dendam makin dalam ketika nasib yang sama menghampiri kakak tercinta. Rita lantas melakukan aksi balas dendam dengan menyerahkan hasil pengamatannya bertahun – tahun yang dia tuangkan dalam buku harian kepada pihak berwajib. Dia memilih sosok yang dia anggap punya nyali (diperankan actor Perancis Gerard Jugnot yang jadi guru music di The Chorus) untuk membongkar jaringan mafia yang membuat dirinya kehilangan sang ayah tercinta.


The Sicilian Girl menghadirkan sesuatu yang berbeda dibandingkan dengan kisah seputar mafia kebanyakan. The Sicilian Girl memilih sosok berjenis kelamin perempuan sebagai sosok utama. Sosok tersebut imelakukan sebuah aksi yang mengobrak – abrik eksistensi mafia. Istimewanya lagi, sang sosok utama ternyata masih berusia belasan tahun. Usia dimana kepribadiannya belumlah benar – benar matang. Disinilah menariknya The Sicilian Girl. Rita sebagai sosok utama bukanlah sosok yang loveable di mata saya meski dia melakukan sebuah aksi besar. Rita dimata saya mempunyai pesona fisik yang biasa – biasa saja dan dia digambarkan layaknya gadis remaja kebanyakan yang cenderung impulsive, labil namun ada kenaifan menyikapi apa yang terjadi. Di satu sisi kita kagum akan usahanya, namun disisi lain kita ingin menjambak rambutnya ketika dia cenderung keras kepala menuruti emosinya. Rita benar – benar The Sicilian Girl yang berdarah panas.


Lewat apa yang tersaji dilayar, Rita menjalani masa remaja yang berat. Bayangkan, selain harus berhadapan dengan para mafia kejam, dia harus menghadapi para penegak hukum yang sebenarnya ingin melindunginya namun kadang dia anggap sebagai belenggu. Belum lagi konflik dengan ibunya yang menginginkan Rita menghentikan aksinya. Dan seperti remaja belasan tahun lainnya, Rita juga disibukkan dengan masalah percintaan. Pertarungan terbesar tentu saja ketika dia harus melawan dirinya sendiri. Dia harus merelakan robohnya pandangannya akan kesempurnaan ayahnya. Disinlah dirinya harus belajar menerima kenyataan. Di usia belasan tahun, Rita adalah sosok kesepian yang terhimpit dari berbagai sudut. Kehadiran sosok yang diperankan Gerard Jugnot cukup bisa mengisi kekosongan hatinya dan kerinduannya akan sosok ayah. Sayang, mafia memporak – porandakan hidup Rita. Dia mungkin bukanlah sosok yang simpatik, namun keberaniannya sangatlah inspiratif. Kisah yang diangkat dari peristiwa nyata ini disutradarai oleh Marco Amenta.

0 comments:

 

BLOG LIST

BLOG LIST

BLOG LIST