4++ JENIS PENONTON VERSI HANUNG BRAMANTYO


Senangnya ada Twitter, karena saya bisa mengintip kicauan – kicauan para orang kondang di dunia sinema Indonesia. Salah satunya adalah Hanung Bramantyo. Beberapa waktu yang lalu, Hanung Bramantyo berkicau seputar tipe penonton film di Indonesia. Cukup menarik dan saya pikir pantas saya copy paste, mengingat Hanung Bramantyo adalah salah satu sosok yang punya peran penting bagi warna sinema Indonesia terkini. Sebelumnya saya sudah minta ijin kepada yang bersangkutan dan syukurlah yang bersangkutan memberikan restunya. Jadi, inilah 4++ tipe penonton di Indonesia versi Hanung Bramantyo.

1.PENONTON APRESIATIF
Penonton apresiatif, mereka lihat film sebagai produk budaya dan pemikiran yang bisa dikaji dan didiskusikan. Penonton tipe ini sangat sedikit.
Dalam pemahaman saya :
Mereka yang masuk dalam tipe ini biasanya ingin mendapatkan sesuatu yang membuat mereka lebih tahu dan paham akan suatu hal atau paling tidak mendorong minat untuk memahami sesuatu dengan lebih mendalam. Film yang mengayakan. Bisa juga sebagai sarana terapi diri. Tidak hanya dari isi semata namun bisa jadi dari segi visual, karena menonton film adalah sebuah pengalaman visual yang mencerahkan sekaligus kontemplatif.

2.PENONTON HIBURAN
Melihat film sebagai penghilang stress, buat hiburan semata – mata. Penonton tipe ini jumlahnya banyak.
Dalam pemahaman saya :
Tidak heran KKD dan Nayato masih saja produktif. Meski bagi sebagaian orang film kreasi keduanya sangatlah menjijikkan, namun tidak sedikit yang sengaja menonton film keduanya demi mencari hiburan, walau untuk sekedar ejekan. Buktinya, film – film mereka masih saja ditonton ratusan ribu orang.

3.PENONTON ESKAPIS
Melihat film sebagai tempat pelarian dari realitas pahit (dan sakit). Banyak terjadi di India.
Dalam pemahaman saya :
Masih satu tipe dengan penonton hiburan. Hidup makin berat cyiiin…

4.PENONTON NGECEK FILM
Mereka gak pernah nonton film. Tapi sekalinya nonton Cuma buat ngecek apakah film ini bahaya buat aqidah ato tidak. Tipe ke 4 ini yang perlu diwaspadai. Mereka tak ngerti “bahasa film” tapi berkomentar seolah-olah ‘penjaga moral’. Karena mereka nonton film hanya untuk ngecek, maka film – film yang tidak di cek luput dari pengamatan. Hasilnya, komentarnya tidak konsisten. Buat yang mau bikin film, hati – hati dengan penonton tipe 4.
Dalam pemahaman saya :
Heran kalau penonton jenis seperti ini benar – benar ada. Kesannya songong banget ya. Merasa paling. Eh..tapi mungkin penonton filmnya KKD bias dimasukkan ke kategori ini kali ya. Kan ada kemungkinan mereka nonton untuk ngecek sebangsat atau seseksi apa filmnya.

Diluar 4 tipe tadi Hanung Bramantyo masih menambahkan satu tipe lagi yakni penonton trailer doing yang dia kategorikan tipe 4 plus plus. Penonton tipe 4++ adalah mereka yang menilai film (baik, buruk, haram,halal, murtad) hanya dari nonton trailernya saja, penonton tipe 4++ ini punya falsafah : kalao mau tau rasanya bakso enak pa nggak, tidak perlu makan semua. Padahal mereka lupa bakso tidak punya ALUR DRAMATIK, KISAH, PLOT sebagaimana film. Apa anda bisa nilai lagu hanya dari intro saja? Apakah anda mau pribadi anda dinilai hanya berdasar ngliat pas foto anda doang?
Itu tadi 4++ tipe penonton film di Indonesia menurut Hanung Bramantyo. Setuju boleh, tidak setujupun boleh. Apa yang dikicaukan oleh Hanung Bramantyo menurut saya secara tidak langsung merupakan semacam konklusi Hanung Bramantyo atas reaksi yang muncul terhadap film – film yang dia hasilkan, terutama yang menyinggung persoalan agama. Menjadi rahasia umum kalau film – film Hanung Bramantyo belakangan ini cenderung memancing banyak ragam tanggapan. Mulai dari pujian hingga hujatan. Dan kalau kita cermati, film – filmnya Hanung Bramantyo berupaya merangkul tipe – tipe penonton diatas. Selain controversial, film – film Hanung Bramantyo diusahakan memberikan sesuatu kepada penonton entah itu terkesan menggurui atau tidak dan berusaha tidak kehilangan nilai hiburan dengan memasukkan dramatisasi dan juga sentilan yang menggelitik.
Berdasarkan 4++ tipe penonton film di Indonesia versi Hanung Bramantyo, kamu masuk tipe penonton yang bagaimana? Kalau saya sih paling enak tidak masuk ke dalam tipe – tipe penonton diatas, karena ada kalanya kita butuh tontonan yang mengayakan, di waktu lain kita butuh tontonan yang menghibur demi sejenak melepaskan kepenatan jiwa, raga dan otak. Selain itu, perlu sekali kita tidak mudah terpancing dengan sarana promo film (poster, trailer dsb) karena kadang tidak mencerminkan isinya.

8 comments:

Rasyidharry mengatakan...

Biasanya si jenis penonton nomer 4 dan yg 4 ++ saling berkaitan. Banyak yg ngecek salah satu film yg lagi "anget" dari trailer-nya doang dan seenaknya ngomong tuh film gak layak tonton

Soeby mengatakan...

@movfreak : iya sih. Mereka hanya liat di permukaan :)

Anonim mengatakan...

Rasanya Hanung terlalu prematur menyebutkan India sebagai contoh penonton eskapisme. Bukannya sinema eskapis ini banyak terdapat dimana pun, bahkan termasuk Amerika juga salah satu sarang sinema eskapis ini.

Dan masa sih kategori penonton cuma ada empat cyiin? kesannya over-simplifikasi banget.

timo mengatakan...

Baca ini jadi inget 10 tipe penonton menurut Joni di Janji Joni ehehehehe.

Tapi setuju dengan @jalangfilm, empat kategori ini terlalu over-simplified. Malah menurut saya, kategori-kategori ini bisa overlap satu dengan yang lain. Saya nonton trailer, tertarik karena terlihat menghibur dan memang lagi mau cari hiburan, ternyata ketika ditonton menambah pengalaman dan makna baru dalam hidup.

Terkadang pemberian label itu mempermudah hal abstrak yang memang sudah indah dari sananya :D

NB: eh ada loh penonton film yang ingin memberikan kritik (atau mereka yang mencari nafkah dengan cara itu), seperti kritikus film.

AndoRyu mengatakan...

Koq tipe saya nggak masuk sih?
penonton iseng: cuma nonton kalau lagi pengen doang. misalnya gara2 baca review mas suby atau pas lagi gak punya acara lain (beda sama eskapis nih) :P

Anonim mengatakan...

tergantung tiap individu jg dalm memandang sebuah film..

Soeby mengatakan...

@haris + @timo : memang terkesan simple dan overlap yah,misalnya kritikus film menurutku bisa masuk dalam penonton apresiatif dan ngecek kali ya. Kalo dalam bayanganku,justru cuman 3 tipe. Penonton carnivora,penonton pilih2 dan penonton ceria :D

Soeby mengatakan...

@andoryu : liat film setelah baca curhatan saya? Bisa masuk penonton ngecek kali ya hehehe...kan plg tdk ada motif buat buktiin 'beneran bagus tidak ya'. Salam kenal ya :)

 

BLOG LIST

BLOG LIST

BLOG LIST