GUZAARISH


Ethan Mascarenhas (Hrithik Roshan) yang dulunya seorang pesulap kondang, selama 14 tahun terakhir harus terbaring tak berdaya di ranjang akibat sebuah insiden yang mengerikan di atas panggung. Ethan masih bisa berfikir dan berbicara, namun untuk kegiatan yang lainnya, dia harus mengandalkan Sofia D'Souza (Aishwarya Rai). Meski hidupnya menginspirasi banyak orang lewat tulisan dan suaranya, Ethan merasa sudah cukup menjalani hidupnya. Untuk itu, Ethan memohon pada temannya yang berprofesi sebagai pengacara, Devyani Dutta (Shernaz Patel), untuk memuluskan kematiannya atau yang terkenal dengan istilah euthanasia. Tentu saja ide gila ditentang oleh dokter yang merawatnya, Dr. Nayak (Suhel Seth). Begitupun dengan Sofia. Perempuan tersebut ternyata menyimpan sebuah rasa terhadap Ethan meski pada kenyataannya Sofia belumlah resmi bercerai dengan suaminya. Kedatangan seorang pengagum bernama
Omar Siddiqui (Aditya Roy Kapoor) mendorong Ethan untuk mewariskan ilmunya di tengah proses perijinan kematiannya.


Membaca premis di atas mau tidak mau ingatan kita terbawa pada The Sea Inside nya Alejandro Amenabar yang menampilkan permainan memikat dari Javier Bardem. Cerita yang mirip – mirip dengan film yang sudah rilis sebelumnya sudahlah jamak terjadi di Bolly. Terlepas dari kemiripan ceritanya, Guzaarish tetaplah sebuah film yang menarik. Secara tema, belum banyak film yang mengangkat isu euthanasia dan hal tersebut termasuk sebuah hal yang menurut saya berat untuk diangkat mengingat menyinggung persoalan hidup dan mati. Dan buat penikmat film besutan Sanjay Leela Bhansali, tentunya Guzaarish sangatlah sayang untuk dilewatkan, mengingatkan Sanjay Leela Bhansali senantiasa mengemas film – filmnya dengan style dramatis yang khas terutama dalam acting pemain, pencahayaan, kostum serta paduan warna – warna nan cantik. Kalau Devdas dominan warna merah, Saawariya berbalut warna hijau, maka dalam Guzaarish ini, warna merah, hijau dan hitam dipadukan sekaligus menghadirkan sebuah komposisi warna yang cantik. Dari segi kostum dan make – up, Guzaarish tampil berbeda. Ada perpaduan India dan Eropa yang membuatnya terlihat aneh (kadang mengingatkan saya pada film – film jadul) karena mengaburkan lokasi dan waktu dari kisah yang digulirkan, namun pada saat bersamaan paduan tersebut memancarkan keindahan.


Dalam Guzaarish, ada satu adegan yang menurut saya sangat merangsang pemahaman dan pencarian akan jawaban yakni ketika ibu Ethan, Isabel Mascarenhas (Nafisa Ali) memberikan pernyataan sekaligus pertanyaan di ruang sidang. Siapa sebenarnya yang berhak akan hidup dari Ethan? Ibunya yang telah melahirkan dan membesarkannya? Dokter yang merawatnya bertahun – tahun? Atau Sofia yang dengan telatennya mendampingi Ethan? Ya, siapa sebenarnya yang berhak meng-klaim hidup kita? Ketika kita punya hak untuk hidup, apakah kita juga mempunyai hak untuk mati? Banyak yang menentang keputusan Ethan, dengan dalih hal tersebut akan menghancurkan kepercayaan orang – orang yang terinspirasi oleh Ethan. Namun, ketika diri kita menjadi inspirasi (magic) bagi orang lain, akankah kita merampas kembali magic itu ketika kita memutuskan untuk mati? Bukankah mereka (seharusnya) bisa hidup dengan menjadi diri mereka sendiri? Kapankah kita benar – benar menjadi pribadi yang bebas? Hadeuuh…mbuh ah….


Tidak afdol rasanya film Bolly tanpa balutan kisah cinta yang dramatis, apalagi film arahan Sanjay Leela Bhansali. Sayangnya, Guzaarish sangatlah memberikan perhatian penuh pada sosok Ethan hingga menurut saya kurang dalam mengeksploitasi karakter – karakter yang lain. Ethan benar – benar bintang panggung yang menjadi obyek utama lampu sorot. Getaran cinta antara Ethan dengan Sofia menurut saya bisa lebih menghanyutkan lagi seandainya dihadirkan momen – momen yang emosional diantara keduanya. Kedekatan selama 12 tahun menurut saya kurang tergambar lebih mendalam. Kedekatan Ethan dengan Devyani juga kurang begitu dikulik detail. Dari segi acting, Hrithik Roshan memang berhasil menampilkan olah acting yang memikat meski saya sedikit terganggu dengan tampilan fisiknya yang terlihat terlalu kokoh untuk orang yang minim aktivitas selama 14 tahun. Saya suka sekali dengan penampilan Aishwarya Rai yang ditegaskan dengan tata make up yang bagus. Terkesan tangguh, sekaligus rapuh. Sayangnya konflik batin dari Sofia menurut saya kurang disorot, terutama berkaitan dengan kehidupannya di luar rumah Ethan.


Berbicara mengenai euthanasia, bagi saya tidak masalah ketika orang itu memutuskan untuk memilih mati dengan bantuan orang lain. Yang menjadi masalah kan bagaimana nasib si pembantu tadi. Bagaimana dia mempertanggungjawabkan apa yang dia lakukan. Terselip sebuah ironi ketika ada dan dibutuhkan legalitas untuk mengakhiri hidup orang lain.

2 comments:

Anonim mengatakan...

sumarry film guzzarish dari kamu membuat saya menjadi sangat ingin untuk menontonnya. film yang menarik dan hebat.thanks.

nurma mengatakan...

setelah nonton saya seperti kesepian tiap hari
mbuh ahhh

 

BLOG LIST

BLOG LIST

BLOG LIST