ILLEGAL


Pada Juli 2009 pemerintah Belgia mengeluarkan sebuah kebijakan untuk melegalkan para imigran illegal yang jumlahnya pada saat itu diperkirakan mencapai lebih dari 50.000 jiwa. Tidak semuanya memang karena dibatasi untuk mereka yang telah tinggal di Belgia minimal 5 tahun. Film Illegal arahan Olivier Masset-Depasse mengangkat nasib imigran illegal di Belgia yang nasibnya kurang beruntung, terutama akibat lemahnya posisi mereka. Regulasi yang ada sangatlah memojokkan mereka. Tania (Anne Coesens) memilih untuk meninggalkan Belarus dan menjadi warga tak resmi Belgia. Dia tidak sendiri, ada Ivan (Alexandre Golntcharov) anak semata wayang yang menjadi tanggungan hidupnya.


Berbagai upaya dia lakukan supaya tidak terdeteksi oleh pihak imigrasi. Di adegan awal, kita disuguhi satu adegan yang cukup membuat miris dimana Tania berusaha menghilangkan salah satu jejak identitasnya dengan cara yang menyakitkan. Selain aksi nekat tersebut, Tania juga melengkapi diri dengan kartu identitas abal –abal. Selain itu, dia juga dibekali dengan tips menyelamatkan diri oleh pemilik rumah dimana dia menyewa tempat tinggal. Pada satu hari yang naas, Tania pada akhirnya tidak mampu melepaskan diri dari razia yang dilakukan oleh pihak imigrasi. Tania harus masuk penampungan dan berpisah dengan Ivan. Berpacu dengan waktu, Tania berusaha mencari cara agar bisa membebaskan diri dari tempat penampungan dan tidak kembali ke Negara asalnya. Sebuah usaha yang tidak hanya membuat tubuhnya babak belur namun juga mempertaruhkan nyawa mengingat salah satu teman yang dia kenal di tempat penampungan harus mati mengenaskan akibat usaha yang sama. Peristiwa tragis tersebut pada kenyataannya menimpa Semira Adamu, seorang imigran gelap dari Nigeria yang tewas karena aksi pihak berwajib. Tania makin depresi ketika mengetahui anaknya terancam terkatung – katung hidupnya.


Meski Illegal (maunya) berkisah mengenai nasib para pendatang illegal di Belgia, namun film ini bisa juga dimasukkan dalam sebuah film yang perempuan banget. Hal inilah yang membuat Illegal dimata saya kurang memberikan gambaran yang utuh akan nasib pendatang illegal. Interaksi Tania hanya sebatas teman satu kamar semata. Memang sih dihadirkan perlakuan yang kurang manusiawi terhadap para penghuni penampungan imigran gelap dari pihak berwenang namun tetap saja hal itu belumlah memberikan penggambaran yang memuaskan. Tidak ada sosok pria yang tampil menonjol sebagai protagonist dalam film ini, kecuali Ivan. Bahkan, para lelaki dalam film ini digambarkan sebagai sosok yang memegang kendali dan menempatkan perempuan sebagai korban padahal pada kenyataannya pendatang illegal itu tidak hanya berkelamin perempuan. Meski berasal dari pihak yang berbeda, para wanita dalam film ini digambarkan mempunyai rasa solidaritas yang cukup tinggi. Meski dalam wujud bantuan – bantuan kecil, namun tetaplah bantuan tersebut cukup berharga, terutama bagi Tania.


Satu hal lagi yang cukup mengganggu adalah kurangnya pemaparan akan latar belakang Tania. Hanya secuil informasi mengenai Tania yang dihadirkan. Hal ini membuat saya sedikit kesulitan untuk merasa bersimpati dengan Tania pada awalnya, karena tak ada alasan yang meyakinkan mengapa dia keluar dan enggan kembali ke negaranya. Kekerasan yang Tania alami saat film mendekati akhir untungnya mampu membangkitkan rasa simpati yang mendalam terhadap mereka yang tak diakui dan terpinggirkan. Untuk film dengan tema yang hamper mirip, bias dilihat juga Lorna’s Silence karya Dardenne Bersaudara.

0 comments:

 

BLOG LIST

BLOG LIST

BLOG LIST