Barbara namanya. Cantik? Relatif, namun yang pasti bukan selera saya. Proporsi tubuhnya bagus, tinggi langsing dengan kaki dan leher yang jenjang yang ditonjolkan dengan seringnya dia menggelung rambut pirang ikalnya. Hidung mancung sempurna, mata bulat dengan balutan tipis eye shadow warna biru, buah dada yang tampak menonjol, bibirnya yang sensual dan cukup aktif menghisap rokok membuat kita susah untuk tidak mengatakan kalau Barbara adalah perempuan yang cukup seksi. Cardigan adalah jenis pakaian yang kerap membalut tubuhnya serta memakai sepatu warna coklat ketika di luar lingkungan kerja dan warna putih ketika sudah membalut diri dengan kostum tenaga medis.
Barbara adalah seorang dokter yang cerdas dan cekatan. Dari rentetan aksi yang dihadirkan, dapat kita simpulkan kalau Barbara menjalani profesinya dengan sepenuh hati. Sebuah motivasi yang menjadi penopang penting bagi aksi Barbara di penghujung kisah nantinya. Di tengah segala keunggulannya tersebut, Barbara menyimpan misteri yang membuat kita bertanya – tanya mengenai siapa sebenarnya sosok Barbara ini. Mata besarnya terlihat selalu waspada, bahasa tubuhnya selalu gelisah dan menjaga jarak dengan para rekan kerjanya yang salah satunya ditunjukkan dengan pilihannya menggenjot sepeda dari pada menerima ajakan numpang mobil dari temannya. Keberadaan Barbara sungguh kurang sesuai dengan tempat baru yang dia harus tinggali. Selain itu, ada aksi dan pertemuan sembunyi – sembunyi yang dia lakukan seakan – akan takut ketahuan oleh pihak lain. Apa sebenarnya yang sedang terjadi? Bahaya apa yang mengintai Barbara?
Sesuai judulnya, film arahan Christian Petzold ini benar – benar membetot atensi saya untuk focus pada sosok yang diperankan dengan bagus sekali oleh Nina Hoss ini. Dengan pendekatan yang minim dialog, sang sutradara mengajak saya untuk menjelajahi Barbara lewat mata kamera yang cukup detail menangkap segala yang melekat pada Barbara. Di tengah atensi tersebut, saya mencoba menerka – nerka latar belakang kisah yang dihadirkan. Terus terang, saya benar – benar nihil informasi akan film ini, sehingga agak kesulitan mengurai cerita yang dihadirkan. Sang sutradara juga lumayan pelit dalam memberikan informasi latar belakang cerita, seakan – akan menempatkan penonton sudah berbekal informasi pendukung ketika memutuskan untuk menonton film ini.
Pemahaman saya akan kisah yang digulirkan menemui titik cerah ketika saya pada akhirnya mencari informasi mengenai film yang didaftarkan Jerman untuk bersaing di Oscar 2013 kemarin, meski tidak lolos masuk nominasi. Saya menjadi lebih paham akan kegelisahan, kekhawatiran serta motivasi dari Barbara. Jadi, kalau boleh saya sarankan, sebelum menonton film ini, cari informasi mengenai film ini terlebih dahulu. Namun kalau ingin menikmatinya demi interpretasi yang lebih bebas, langsung saja nonton film ini. Bagus.
0 comments:
Posting Komentar