CLOUD ATLAS




Terus terang, akibat keterbatasan intelegensia yang saya miliki, saya merasa kesulitan dalam menceritakan ulang karya keroyokan Tom Tykwer, Lana Wachowski dan Andy Wachowski ini. Filmnya menghadrikan 6 kisah di 6 tempat dan 6 masa yang berbeda. Dibalut dengan 6 genre yang berbeda dan dengan permasalahan masing – masing, ternyata keenam kisah tersebut mempunyai keterkaitan satu dengan yang lain, meski sampai sekarang saya masih terus meraba bagaimana keutuhan keterkaitan tersebut. Seperti yang berulang – ulang dikatakan oleh salah sau tokohnya. Manusia itu saling terhubung. Masa lalu, masa kini dan masa depan. Di masa sekarang, orang berjuang demi impian masa depan yang lebih baik dengan belajar dari masa lalu. Namun ternyata perjuangan tak pernah selesai, impian tak segera bisa di raih.


Hal ini menggiring kita pertanyaan mendasar akan hidup dan juga hakekat manusia. Daaaaan…..*jeng – jeng* CINTA! Cloud Atlas sungguh sebuah sajian ambisius yang mencoba merangkum perjalanan manusia dalam durasi sekitar 170 menit. Bukan upaya yang mudah bagi kita yang menonton, dan saya yakin film ini harus mengalami proses produksi yang berliku – liku. Cloud Atlas mengajak kita untuk berfilsafat. Bukan menu yang bisa diterima dengan mudah. Terlalu banyak dialog dan gambar – gambar yang menuntut kita untuk “membaca” apa sebenarnya makna yang tersirat. Bahkan dari segi make up pun, film ini seakan menyiratkan sesuatu. Pun demikian dengan pertukaran dan peralihan peran. Penonton (saya) hanya bisa mereka – reka. Mungkin hanya Sang Pencipta yang benar – benar tahu jawabannya. Apa, siapa, bagaimana Sang Pencipta itupun masih misteri.




Cloud Atlas adalah jenis tontonan yang bagi saya tidak bisa dikategorikan sebagai sebuah film bagus atau buruk, suka atau tidak suka. Wong pemahaman saya akan film ini masih dipermukaan saja. Cloud Atlas bagi saya bukan jenis tontonan yang cukup ditonton sekali, dua kali, tiga kali. Tapi berkali – kali. Di dalamnya ada isu humanis, politis, historis dan spiritual serta masih banyak lagi. Yang jadi masalah, maukah saya menonton ulang film ini? Film yang durasinya 170 menit lebih ini memang tidak terasa membosankan saya berkat sajian visual yang cantik, dukungan cast yang ciamik (Tom Hanks, Halle Berry, Hugh Grant, Jim Sturgess, Susan Sarandon, Jim Broadbent, Ben Whishaw, Hugo Weaving dan Doona Bae) serta editing yang apik. Cluod Atlas ini bak semacam tantangan sangat menarik dari trio pembuatnya, termasuk tantangan untuk mengenal siapa memerankan karakter yang mana. Kalau ada versi bacaannya dalam Bahasa Indonesia, saya memilih untuk membacanya terlebih dahulu dibandingkan menonton film ini lagi.  Saya ada perasaan, novelnya bakal bersanding dengan Dunia Sophie-nya Jostein Gaardner di daftar novel favorit sepanjang masa versi saya. Tapi kalaupun tidak ada, suatu saat saya akan dan harus nonton film ini lagi.
 
 


0 comments:

 

BLOG LIST

BLOG LIST

BLOG LIST