THE MISTRESS


Film arahan Olivia Lamasan ini dibuka dengan formula yang sudah jamak hadir di film cinta kebanyakan. Ada pertemuan dua hati dari dua dunia yang berbeda. Ada pertentangan pola pikir namun untuk selanjutnya secara perlahan terjadi pertautan dua hati. Dan sampailah saat dimana ada permasalahan yang menguji kuat tidaknya tautan di antara keduanya. Untuk memperkuat masing – masing karakter, dihadirkan latar belakang keluarga yang memegang peranan penting dalam motif yang melandasi aksi dari karakter – karakter tersebut. Latar belakang keluarga ini juga mempunyai peranan besar bagaimana dan kemana kisah cinta antara JD (John Lloyd Cruz)  dan  Sari (Bea Alonzo) akan bermuara pada akhirnya.
Dengan durasi sekitar 125 menit dan formulasi yang cukup akrab plus presentasi gambar yang biasa – biasa saja, The Mistress tidak jatuh menjadi tontonan yang membosankan bagi saya. Tidak istimewa namun The Mistress ini cukup enjoyable. Kekuatan film ini menurut saya ada pada chemistry yang apik dari dua pemeran utamanya. Dua – duanya loveable banget. Satu hal ini kalau sudah dipenuhi, terkadang kita bisa mengabaikan kelemahan di unsure yang lain. Selain itu, kemampuan pembuat cerita dalam menaik turunkan emosi penonton juga cukup apik. Ada beberapa momen yang cukup menghanyutkan. Konflik yang dihadirkan juga cukup berbeda dari film cinta kebanyakan. Begitupun dengan ending yang dipilih.




Mengusung kisah perempuan simpanan, The Mistress ini sebenarnya menjanjikan sebuah kisah yang cukup kompleks. Apalagi dengan dihadirkannya kesenjangan sosial yang sangat kentara. Namun, karena sejatinya The Mistress ini merupakan film cinta, maka disajikan dengan cukup ringan hingga mudah dinikmati oleh lebih banyak pecinta film cinta. Sang creator tidak mau repot – repot mengulik terlalu dalam si perempuan simpanan, namun juga tidaklah terlalu dangkal. Konflik batin si perempuan simpanan cukup terpampang dengan baik. The Mistress kreasi Olivia Lamasan ini tidak bisa diperbandingkan dengan The Last Mistress nya Catherine Breillat yang menghadirkan banyak isu didalamnya.
Menyaksikan The Mistress ini makin mempertebal kepercayaan saya akan film – film cinta produk Filipina. Beberapa film yang saya tonton cukup menghibur dan menghadirkan jalinan konflik yang cukup apik dan meyakinkan. Naik turun emosinya terolah dengan baik. Pemainnya juga cakep – cakep dan  chemistrynya terbangun dengan bagus. Sesuatu yang jarang saya temui di film cinta produksi dalam negeri. Satu hal yang mengganggu saya dari The Mistress ini adalah hadirnya hubungan badan dengan diiringi lagi Chasing Cars – nya Snow Patrol. Tonton filmnya untuk tahu alasannya :)

 


0 comments:

 

BLOG LIST

BLOG LIST

BLOG LIST