skip to main |
skip to sidebar
Siapa yang tidak mengernyit membaca judul diatas. Suster atau biarawati yang mempunyai tugas mulia kok telanjang. Sudah begitu, bawa – bawa senjata lagi. Kurang provokatif apa coba? Saya pun terprovokasi melihat film ini ya karena judulnya yang sangat mengundang tersebut. Judulnya bokep banget. Nude Nuns with Big Guns intinya mengisahkan aksi balas dendam dari Suster Sarah (Asun Ortega) yang mendapatkan perlakuan tidak layak dari para Bandar narkoba. Seorang Suster yang harusnya menjalankan tugas mulia, justru dipaksa menjadi pekerja penyebaran barang haram, mulai dari pengemasan sampai dengan pemasaran. Selain pemaksaan yang mendosakan, mereka juga mendapatkan perlakuan kekerasan, baik secara fisik maupun seksual. Suster Sarah yang berhasil selamat mendapatkan “bisikan” untuk melakukan aksi bersih – bersih. Konsekuensinya dia harus berhadapan dengan pihak – pihak yang kejam dan kuat.
Nude Nuns with Big Guns terus terang bukanlah film yang bagus. Model – model B Movie yang bermodalkan cerita (asal) seru, mengumbar kekerasan dan eksploitasi tubuh perempuan. Ketika saya sebelumnya menggempur diri sendiri dengan film – film yang dipuji kritikus film, menonton film model Nude Nuns with Big Guns begini bisa jadi sarana penyegaran. Sayangnya, Nude Nuns with Big Guns menghadirkan sesuatu yang membuat saya tidak nyaman. Joseph Guzman dengan amat kurang ajar membuat tempat ibadah menjadi kehilangan kesakralannya. Gereja bukan lagi menjadi tempat yang damai, namun dimanfaatkan sebagai kedok aneka macam dosa. Entah hal tersebut dia maksudkan sebagai lucu - lucuan atau memang ada maksud tertentu. Kalau kesannya lucu - lucuan kok keterlaluan ya. Robert Rodriguez dan Quentin Tarantino yang liar pun masih mempunyai sopan santun.
Dengan judul yang sudah menjurus ke arah eksploitasi tubuh perempuan, Nude Nuns with Big Guns sayangnya menghadirkan tokoh utama dengan body yang tidak istimewa hehehehe....Beberapa tokoh tidak penting pun juga tidak terlalu mengundang minat. Kurang menggugah selera. Pada satu adegan, kamera malah menyorot goyangan pantat lelaki hitam! Mungkin maksudnya untuk melucu, tapi kan malah bikin eneg. Diluar beberapa hal yang tidak membuat nyaman tadi, Nude Nuns with Big Guns sebenarnya mempunyai potensi menjadi sebuah tontonan yang cukup menghibur. Suster bersenjata ternyata bisa terlihat cukup keren dan beberapa adegan terlihat lucu bagi saya. Aksi Sarah melumpuhkan musuh perempuan yang kebetulan pecinta perempuan dengan memanfaatkan tubuhnya terlihat lucu bagi saya karena mengingat cara tersebut biasa dipakai untuk melumpuhkan musuh lawan jenis. Sarah yang mendapatkan hukuman karena terlibat hubungan sejenis juga terasa menggelikan mengingat sang pemberi hukuman mendukung penyebaran barang haram. Kadar kekerasan dan darah yang dihadirkan oleh Joseph Guzman juga lumayan memuaskan. Aksi suster Sarah yang membabi buta di penghujung film cukup serulah.
Menyaksikan film model Nude Nuns with Big Guns pada akhirnya kembali pada masalah selera. Kalau kamu tidak nyaman menyaksikan film yang menghadirkan penistaan terhadap tempat ibadah meski dimaksudkan sebagai lucu – lucuan serta eksploitasi tubuh perempuan, mending jangan melihat film ini. Melirikpun jangan. Takutnya malah emosi. Dibutuhkan selera humor yang tak biasa ketika menyaksikan film ini. Tapi kalau sebaliknya dan kamu pecinta film Grindhouse, bolehlah menyempatkan waktu menonton film ini.
2 comments:
Terima kasih untuk review yang menarik. Saya seorang biarawati Ursulin yang suka mengamati perkembangan film dan review film. Cara anda me-review sudah semenarik Mbak Leila S.Chudori di Tempo. Good work!
Ampuuun.....! Saya jadi gak enak. Amatir banget kan saya. terima kasih banyak telah berkunjung :)
Posting Komentar