STORIES WE TELL


Ada banyak cerita di sekitar kita. Sepanjang kita bergerak, pasti ada cerita yang dihasilkan dan bias diceritakan. Menarik tidaknya sebuah cerita, tergantung dengan bagaimana cerita itu diceritakan. Stories We Tell sajian terbaru dari Sarah Polley bercerita tentang sebuah cerita. Apa yang diceritakan oleh Sarah Plley mungkin bukanlah sebuah kisah baru, yang bisa saja kita temui disekitar kita. Namun bagi saya, setiap cerita itu senantiasa mempunyai keunikan tersendiri, karena adanya faktor individu dengan keragaman karakter dan lingkungan yang menaunginya serta masa dimana cerita itu berlangsung.


Stories We Tell secara garis besar berusaha menelusuri sosok dari Diane Polley yang tak lain tak bukan adalah ibu kandung dari Sarah Polley sendiri. Penelusuran tersebut tidak mungkin tidak melibatkan orang – orang terdekat dari Sarah Polley lainnya. Menyaksikan Stories We Tell ibaratnya membaca sebuah biografi dari Diane Polley dari beragam sudut pandang. Dan disinlah Stories We Tell menjadi sajian yang menari karena menghadirkan sebuah pembelajaran karakter yang cukup mendalam. Disini, kita abaikan persoalan benar atau salah, tepat atau tidak tepat. Kita benar – benar dikondisikan sebagai penyimak. Dan Stories We Tell yang menyajikan kisah biasa tersebut menjadi istimewa ketka kita mendapatkan ada banyak lapisan di dalamnya yang menarik buat dikulik. Tidak hanya isi cerita namun juga term “cerita” itu sendiri. Bagaimana posisi cerita, pencerita dan penyimak cerita.


Stories We Tell tak hanya menyajikan sebuah cerita, namun juga memberikan  gambaran ada banyak cara cerita itu diceritakan. Cerita nyatanya tak hanya menyimpan ragam sudut pandang, namun juga berpotensi melahirkan ragam cara penceritaan. Inilah yang membuat Stories We Tell menjelma menjadi sebuah sajian yang berbobot dan mengesankan. Beragam cara penceritaan  tersebut memberikan beragam pengalaman. Ada dua buah misi besar yang diusung oleh Sarah Polley lewat Stories We Tell, yakni cerita dan cara menuturkan cerita. Dua buah misi besar tersebut ditangan Sarah Polley berhasil berjalan beriringan dengan akurnya. Saling bergandeng tangan. Sungguh mengesankan.

0 comments:

 

BLOG LIST

BLOG LIST

BLOG LIST