I SAW THE DEVIL


Apa yang akan kamu lakukan ketika mendapati pasanganmu dibantai dengan keji tepat di hari ulang tahunnya? Munculnya rasa marah dan hasrat pembalasan dendam adalah sesuatu yang pantas dimaklumi. Begitupun yang berkecamuk dalam hati Kim Soo (Lee Byung-hun). Sebagai seorang aparat keamanan elit, di berketetapan hati untuk melacak siapa setan yang melakukan perbuatan keji terhadap pasangannya yang juga mengandung anak hasil benih yang dia tanam. Dengan posisinya yang memudahkannya mendapatkan berbagai akses informasi dan juga teknologi terkini, tak sulit untuk melacak dan menangkap Kyung Chul (Choi Min-sik). Kisah berakhir dengan ditangkapnya si setan? Belum. Karena durasi baru berjalan sekitar 60 menit. Masih separuh lebih durasi tersisa.


Lantas, apa yang bakal tersaji lebih dari 1 jam selanjutnya? Kim Soo membalaskan dendamnya dengan cara yang mungkin tidak diterapkan oleh semua orang, namun dengan cara yang dia pilih, selanjutnya I Saw The Devil menyajikan sebuah permainan ”catch and release” yang cukup apik, menegangkan dan brutal. Sejak awal, I Saw The Devil memang menjanjikan sebuah tontonan yang menghadirkan adegan kekerasan yang membuat negri dan ngilu. Aksi si setan tidaklah penuh basa – basi. Apalagi diketahui belakangan, si setan mempunyai kroni yang sama gilanya. Adegan – adegan keras yang ditampilkan bahkan terkesan mengeksploitasi tubuh perempuan.
Dengan tensi yang terjaga cukup apik, entah mengapa menjelang akhir, film ini terkesan kehilangan daya memikat saya. Ada sedikit rasa bosan yang menghinggapi saya. Mungkin karena durasinya yang terlalu panjang dan menampilkan beberapa adegan yang menurut saya tidaklah begitu penting, seperti adegan pencarian di awal yang agak terlalu lama. Selain itu, apakah dihadirkannya kroni dari Kyung Chul cukup penting? Bayangkan dua tokoh itu tidak dihadirkan, apakah akan berpengaruh terhadap garis besar cerita? Dan durasi yang panjang nyatanya tidak mampu memberikan gambaran yang meyakinkan akan tokoh yang diperankan dengan baik oleh Lee Byung-hun. Motivasinya tidak tergambar dengan baik, sehingga transformasinya menjadi seorang yang tak kalah kejam kurang begitu meyakinkan.


Menyaksikan I Saw The Devil otomatis mengingatkan saya pada ”revenge trilogy” dari Park Chan-wook, terutama Simpathy for Mr. Vengeance dan . Bedanya, motivasi balas dendam dan perilaku setan dalam Simpathy for Mr. Vengeance dalam pandangan saya lebih meyakinkan. Untungnya ada Choi Min-sik yang berhasil membuat saya mengabaikan beberapa hal yang dimata saya melemahkan kualitas film ini. Aktor bangka ini benar – benar SETAN! Dia mampu memberikan karisma tersendiri pada tokoh Kyung Chul, hingga tak heran ada tokoh wanita yang dibuat panas dingin oleh kebuasannya. Dari tatapan mata sudah terlihat betapa setannya dia, mengingatkan saya pada Hannibal Lecter nya Anthony Hopkins. Pesona Choi Min-sik dan endingnya yang bagus, membuat I Saw The Devil sayang untuk dilewatkan. Kekerasan memang selalu meninggalkan luka yang bakal makin menganga dan menular ketika dilawan juga dengan kekerasan.



2 comments:

Anonim mengatakan...

Astaga........
Apa yang kupikirkan ternyata gak jauh beda dgn mas suby. nonton Choi disini emang bikin aku ingat Hannibal Lecter-nya Hopkins. Beliau cuma diam nggak ngomong aja udah bikin aku ngeri ngeliat pembawaannya.Puas juga liat akting Choi setelah lama beliau menghilang dr sinema korea.

Satu lagi, aku suka adegan "pertarungan" dalam Taxi. Keren banget cara ngambil angle kameranya utk setting tempat sempit kayak dalam mobil gitu.

curhatsinema mengatakan...

hahaha...bener-bener bangsat yang mengagumkan ya. *toss*

 

BLOG LIST

BLOG LIST

BLOG LIST