THE TRAP (KLOPKA) & 7 DAYS


THE TRAP (KLOPKA)
Dengan kondisi keuangan yang pas – pasan, Mladen Pavlovic (Nebojsa Glogovac) dihadapkan pada kenyataan anaknya menderita gagal jantung dan dibutuhkan biaya besar agar bisa menjalani aktivitas sehari – hari dengan baik.Ditengah kebingungannya mencari dana bersama istrinya, Mladen mendapatkan sebuah tawaran menarik yang bersyarat. Nampaknya memang tak ada yang benar – benar gratis di dunia ini. Tawaran menarik tersebut pada selanjutnya menyeret Mladen ke dalam labirin permasalahan yang makin menghimpit dirinya. Hal tersebut diperparah dengan makin memburuknya hubungannya dengan istrinya. Posisi Mladen makin terdesak ketika dia terjebak dalam perasaan bersalah. Pada akhirnya, Mladen memutuskan untuk melakukan sesuatu yang benar dengan harapan bisa keluar dari jebakan hidup yang menyesakkan dengan nyawanya sebagai jaminannya.


Sesuai dengan judulnya, film ini benar – benar membuat sang tokoh utama terjebak dalam putaran nasib yang tidak mengenakkan. Srdan Golubovic berhasil menghadirkan sebuah tontonan yang memerangkap penonton dengan jalinan kisah yang menyesakkan sekaligus mengasyikkan. Naskah apik, disajikan dengan olahan gambar yang ciamik yang memposisikan sosok Mladen benar – benar dalam posisi terjepit. The Trap sekali lagi menunjukkan aksi total seorang ayah demi menyelamatkan anaknya. Perkara cara tersebut benar atau salah, yang pasti apa yang dilakukan Mladen menunjukkan baktinya kepada anaknya.


Meski terkesan seperti drama keluarga biasa dengan bumbu ketegangan, The Trap yang merupakan produksi dari negara Serbia, diselimuti berbagai isu, mulai dari isu sosial, ekonomi dan politik. Dalam film tersebut sempat disinggung betapa peristiwa 11 September yang terjadi di Amerika Serikat mempunyai dampak terhadap kehidupan ekonomi dan sosial di Serbia. The Trap juga menyinggung persoalan jurang ekonomi antara yang kaya dengan yang miskin. Aksi nekat berkaitan terjepit kondisi sedikit mengingatkan saya pada A Serbian Film. Kedua tokoh utama dalam dua film tersebut sama – sama merupakan pihak kelas menengah yang terjebak dalam masalah yang dipicu oleh permasalahan ekonomi. Lewat The Trap, kita bisa belajar untuk lebih bijak mengelola keuangan.



7 DAYS
Dalam film arahan Daniel Grou ini bisa jadi sangat berlebihan dalam menggambarkan bakti seorang ayah kepada anaknya. Bruno Hamel (Claude Legault) memerangkap orang yang menganiaya, memperkosa dan membunuh anaknya secara keji untuk kemudian melakukan pembalasan yang tak kalah brutal. Peristiwa tragis yang menimpa anak gadisnya, membuat Bruno menjelma menjadi sosok buas yang tak kalah mengerikan dengan aksi si pelaku kejahatan. Hal ini menimbulkan sebuah pemahaman yang dilematis, apakah si pelaku berhak mendapatkan perlakuan seperti itu dan jalan yang dipilih oleh Bruno boleh dimaklumi? Apa yang terjadi pada Bruno mengingatkan saya pada aksi si protagonis dalam I Saw The Devil. Pembalasan keji terhadap pelaku pembunuhan terhadap anak – anak juga mengingatkan saya pada Sympathy For Lady Vengeance. Hanya saja kali ini pembalasan dilakukan secara ”eksklusif” oleh Bruno


Berbeda dengan The Trap yang bermodalkan naskah yang memikat, 7 Days tampaknya lebih ditujukan sebagai sebuah pameran kekejian penyiksaan ketimbang mengulik permasalahan moral sehingga beberapa hal yang dihadirkan yang maunya sebagai penyeimbang, terkesan hanya sekedar tempelan. Daniel Grou terkesan tidak mau tanggung dalam menggambarkan penyiksaan yang dihadirkan demi untuk menyeimbangkan dengan aksi brutal si pelaku pembunuhan gadis kecil. Bukannya tidak suka, namun ada sebuah perasaan tidak biasa ketika menyaksikan 7 Days. Setelah saya pikir – pikir, perasaan aneh tersebut muncul karena film model beginian seringkali menghadirkan semacam eksploitasi cewek gitu. Di 7 Days yang tersaji justru cowok ”mengeksploitasi” cowok hehehehe....

0 comments:

 

BLOG LIST

BLOG LIST

BLOG LIST